Pages

Wednesday, December 12, 2012

Sensitiviti KITA

Assalamualaikum.

Apa khabar para pembaca sekalian? Uhuk. 

Sumpah skema pendahuluan ayat. Hehe. Skema sebab dah terlalu lama tangan tak di asah untuk menulis di ruangan Dunia Ara. Entah gelap entah terang Dunia Ara yang sebenarnya.

Kali ini, hari ini, 13.12.12 ( terlepas sudah tarikh cantik ), penulis tetiba tergerak hati untuk berkongsi rasa setelah beberapa bulan menyepi di dunia blogging. Kalau dulu, setiap perkara yang berlaku, pasti penulis akan kongsikan bersama. Namun entah kenapa minat menulis terkubur seketika. Sekarang nak pergi timbus balik :)

Sebenarnya bukanlah banyak cerita yang nak di nukilkan. Cuma tergerak hati nak kongsi satu video yang buat penulis rasa sayu, sedih, hiba dan pastinya bila semua perasaan tu bercampur, air mata pun tak segan silu tanpa izin, keluar menitis terjatuh ke bumi #hiperbola

Bukan menagih simpati para pembaca, namun penulis ingin menarik perhatian para pembaca untuk melihat video tersebut yang di mana mampu menunduk hati penulis yang *ehem - ehem* agak keras la jugak nak menangis sesuka hati tanpa sebab yang kukuh. Tapi untuk isu yang satu ini, penulis pasti ramai yang mengalami perasaan yang sama dan penulis yakin, pembaca turut akan mengalami pengalaman yang sama seperti penulis ketika melihat video tersebut. *tak tahu la kalau hati pembaca sekalian lagi keras dari penulis. hehe*

klik di sini

Satu perkongsian rasa yang sangat menarik. Menarik hingga membuat hati penulis sendiri tertarik untuk melakukan sesuatu terhadap mereka. Paling kurang pun tembakan doa dari hamba Allah yang lemah lagi alpa. Doa yang menjadi senjata utama orang mukmin terhadap mukmin yang lain. Insya Allah. 

Penulis cuba dan berusaha untuk mengumpul dana buat mereka. Kalau nak di harapkan gaji bulanan, memang sah la takda sebab penulis sendiri belum bekerja namun itu bukan penghalang. Penulis sudah mempunyai agenda yang biarlah rahsia #ala - ala Siti Nurhaliza

Moga Allah beri kekuatan kepada mereka dalam memperjuangkan TANAH AIR KITA, Palestin dan memberi kekuatan pada kita untuk melawan al - hawa yang sering menguasai diri. Tanpa Allah, kita tak mampu melakukannya. 

Jadi penulis mohon kepada yang sudi membaca, jom sama - sama kita menadah tangan ke atas berdoa buat mereka yang sangat memerlukan tembakan doa semangat dari jauh di bumi Malaysia, Indonesia dan seantero dunia. Wallahualam.

Tuesday, July 3, 2012

Cerita Pagi

" Kak ( bukan nama sebenar ), temankan adik ( juga bukan nama sebenar ) pergi tandas. Adik nak buang air kecil "
" Ala, pergilah sendiri "

" Adik takut. Adik tak pandai. Temanlah "
" Minta tolong kipas tu temankan adik " tiba - tiba keluar idea nakal  sang kakak untuk mengusik si adik yang berusia 3 tahun tika itu.

" Kipas tu tak boleh berjalan " bijak si adik menjawab kembali.
" Kalau macam tu, minta tolong katil ni temankan adik " sang kakak masih lagi mengusik tanpa menghiraukan si adik yang sedang menahan air kecil.

" Katil ni besar sangat. Tak muat nak masuk toilet " jawab si adik kecil dengan wajah yang tidak berdosa.
" Mintala mama temankan " sang kakak mulai bosan melayan karenah si adik kecil.

" Mama tengah solat, mana boleh ganggu. Akak temankanlah " merayu si adik dengan suara yang sayu.

Tiba - tiba mama yang tengah solat bertukar wajah dan berpaling.

" Kakak ! Temankanlah adik pergi tandas tu. Ada pulak suruh benda tak hidup pergi temankan. " sambil tangannya memukul si kakak. Lembut.

Sang kakak dengan hati yang geram menarik tangan si adik ke tandas. Tiba saja di depan toilet,

" Dah pergi masuk " arah sang kakak dengan nada yang marah.
" Temankanlah " si adik kecil berusia 3 tahun tetap minta ditemani sehingga ke dalam tandas.

" Ish mengada sungguh. Kakak depan tandas ni ha. Cepat masuk. " 
" Nanti siapa nak tolong basuhkan? "

" Basuh sendiri, kakak tak nak tolong. Sebab adik kakak kena marah taw ! Pergi belajar biar lepas ni tak perlu minta teman orang lain dah. "

Si adik masuk ke tandas dengan muka yang sedih. Lebih tepatnya lagi, menangis tersedu sedan. Tatkala mendengar esak kecil si adik, sang kakak mulai merasa marah. Bimbang di dengar oleh mama yang tengah solat di dalam bilik. Belum sempat sang kakak melimpahkan amarahnya, mama terlebih dahulu masuk ke tandas membantu si adik sehingga selesai. Tanpa membuka telekungnya terlebih dahulu.

______________________________________________________________

Itulah pengorbanan mama. Hatta tengah solat pun tak sanggup mendengar rayuan si adik kecil yang belum mengerti apa - apa namun di perbodohkan oleh sang kakak.

Sang kakak *geleng kepala*. Pada mulanya niat ingin bergurau namun kerana di marahi mama, sang kakak mulai merasa tak senang hati.

Si adik, kesian. Belum mengerti apa - apa. Terlalu kecil namun dipermainkan sedemikian rupa oleh sang kakak. Walhal dirinya dalam kesulitan menahan air kecil.

Kisah siapakah di atas? Adakah ianya kisah benar ataupun hanya coretan penulis semata - mata? Al maklum, lama dah tak update blog. Kalau blog ni macam almari, agaknya pasti banyak sarang labah - labah di dalam nya ^____^

Inilah kisah lucu yang mencuit hati kecil penulis. Namun terselit juga rasa menyesal yang teramat sangat. Lucu bila mengingatkan betapa nakalnya sang kakak mempermainkan si adik yang belum mengerti apa - apa. Menyesal kerana mengenangkan betapa kejamnya sang kakak memperlakukan si adik kecil sedemikian rupa.

Eh? *kantoi*

Maaf adik kecil ku. Kakak tak berniat pun. Maklum la kakak kamu ni kan memang nakal sungguh. Hehe. Apa - apa pun kakak tetap sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang kamu adik kecil kakak, Afiif bin Ali ^______^



Terima kasih mama atas kasih sayang mu yang tak terhingga. Maaf la sara ni nakal terlebih sangat. Hehe.

Tuesday, May 15, 2012

Enam Belas Mei Dua Ribu Dua Belas

16 Mei 2012. Penulis pasti sekarang heboh di laman sesawang Facebook pembaca terkait dengan tarikh ini. Malah penulis juga salah seorang yang menghebohkan tarikh ini ^____^



Selamat Hari Guru penulis ucapkan kepada semua guru yang ada di Malaysia. Khusus buat guru - guru penulis di SMK ( Agama ) Tun Ahmad Zaidi, SK ( Agama ) Datuk Haji Abdul Kadir Hassan, SK ( Agama ) Bintulu dan Tadika Hikmah Bintulu. Umum buat semua guru yang merasakan dirinya adalah guru ^_____^

Eh Ara, guru di MATRI takkan dah lupa?

Senyum. Penulis tidak pernah lupakan pendidik di MATRI. Malah sentiasa mendoakan mereka. Terutama pendidik yang sudah di jemput kembali oleh Sang Pencipta. Pendidik di MATRI mempunyai tempat tersendiri dalam hati penulis. Pendidik yang penulis maksudkan di sini bukan hanya guru di MATRI. Namun tukang kebun, kerani dan kaki tangan MATRI turut termasuk sebagai pendidik. Kerana itulah pendidik MATRI mempunyai tempat yang istimewa di hati penulis.

Berat sebelah!

Maaf jika penulis berat sebelah. Penulis sangat menghargai jasa semua guru yang pernah mengajar penulis. Tanpa mereka, penulis tak kan mampu menjejakkan kaki ke menara gading. Dan pasti penulis turut mendoakan mereka. Cuma penulis khaskan untuk pendidik di MATRI kerana mereka bukan sahaja memberi ilmu pada penulis namun turut mengenalkan penulis pada dunia DnT. Di sebabkan itulah mereka istimewa di hati penulis.

Dan, paling amat sangat takkan pernah penulis lupakan adalah murabbi super mantap yang dari penulis kecil sampai la sekarang tak pernah jemu mendidik penulis menjadi insan membawa manfaat pada orang lain. Malah sangat penyabar sifatnya mendidik seorang yang degil seperti penulis. Jazakumullah khairan kasira. Sejujurnya ucapan terima kasih ini tidak cukup untuk kalian. Hanya DOA yang mampu penulis iringkan bersama hati yang sangat menghargai. Terima kasih Mama Baba, Abang, Ahmad, Aya dan Ameek. 

Eh, apasal abang - abang dan adik - adik termasuk sekali?
 
Pada dasar mata kasar memang tak terlihat seperti mereka murabbi super mantap. haha. terkondem kamu orang pulak.  Namun jauh di dasar lubuk hati penulis, mereka sedikit sebanyak telah banyak mengajar penulis. Turut bersama - sama membentuk peribadi penulis. Merekalah yang paling mengenal penulis dari kecil sehingga sekarang dan mereka lah yang tak pernah meninggalkan penulis dalam memproses diri ke arah yang lebih baik. Hatta belajar di peringkat pengajian tinggi pun kami tetap bersama. Tiadalah yang lebih mengenal penulis melainkan mereka. Jazakumullah khairan kasira buat abang - abang dan adik adik sara ^__________________^

Namun sering kali tiba tarikh tersebut, pasti kita berpusu - pusu mengewish Selamat Hari Guru kepada semua guru kita. Kalau bole, dari lecturer sampailah guru tadika, pasti kita takkan pernah lupa. penulis lettew.  Tanpa kita sedari ada guru yang kita lupa untuk di hargai. Padahal jasanya melebihi  dari guru - guru kita yang ada. 

Sang kekasih, sang murabbi, sang pemberi cahaya dan sang perindu syurga, itulah murabbi kita Rasulullah S.A.W. Tiada kata yang mampu penulis ungkapkan bagi menggambarkan jasa beliau pada diri penulis dan pasti pada diri para pembaca sekalian. Terlalu banyak. Banyak sehingga tidak mencukupi satu hari untuk penulis ceritakan.

Sang murabbi inilah yang penulis rindukan di setiap hembusan nafas. Moga penulis di beri kesempatan untuk bertemu dengan beliau kelak si Syurga sana. Amin Ya Rabb.

______________________________________________________________________________

Teringat zaman jadi teacher di Briliant Kindy 3 tahun dulu. I got soooooooooooooooo many present on Teacher's Day from my precious student. Huaaaa, really love and miss them badly. Now all of them already in primary school. Grown up already ^____^

some of them ^____________^

Saturday, May 12, 2012

s.e.m.b.a.n.g


Dia: Salam Ara :)
Ara: Wslm. Yup?

Dia: Ara, akak nak tanya pasal planning kita untuk adik - adik. Kan kita dah plan nak ajak adik - adik datang sana. Tapi diorang sekarang sibuk dengan persatuan. Setiap minggu ada acara. 
Ara: Usrah diorang jalan tak tiap minggu?

Dia: Alhamdulillah jalan.
Ara: Alhamdulillah. Mungkin mak usrah kena ingatkan selalu kot, dalam nak perbaiki diri, perlu ada pengorbanan yang insya Allah terbaik untuk diri masing - masing.

Dia: Hurm. Insya Allah akak cuba lagi. Mungkin akak terbawa emosi sedih sebab banyak kali plan nak bawak adik - adik pergi sana ramai - ramai tapi tak pernah jadi. Allah knows what's good for us.
Ara: Takpe kak, diorang masih baru lagi. Belum faham lagi makna DnT. Kita slow down dulu. Kalau susah sangat nak pergi sini, insya Allah ada yang sudi datang sana :)

Dia: Ara rasa bila nak buat planning kita untuk diorang? 

Ara: Adik - adik ni insya Allah kita boleh bentuk setiap saat dan ketika. Bukan hanya pada satu bahan sahaja. Ada banyak cara dan planning kita adalah satu - satunya. Alhamdulillah diorang dah nak ikut usrah. Setidaknya diorang dah merelakan diri untuk di tarbiyah. Cuma kefahaman untuk dakwah itu belum ada. Jadi sekarang nie, kena bina hubungan tsiqah adik - adik dengan mak usrah diorang. Tsiqah sampai bila mak usrah suruh terbang ke Jepun buat dakwah, diorang sanggup terbang. Hehe. *gurau* Jadi bila dah ada tsiqah yang tinggi, nak suruh buat apa pun senang. Mulai sekarang kita plan berapa lama nak bina tsiqah yang tinggi tu. Jangan lama sangat taw, sebab takut nanti jadi 'lemau'.

Dia: Ok, akak dah faham da sekarang. Insya Allah akan guna kesempatan yang ada dengan sebaiknya.
Ara: Yang penting sekarang, bina hubungan kita dengan Allah lebih kerap lagi. Bila hubungan dengan Allah kita settle, insya Allah hubungan kita dengan manusia pun kurang masalahnya. Kita serah semua pada Allah. Yang penting kita usaha. :)

_____________________________________________________________________

Then the rest is history. Takda manfaat pun nak di kongsi. Cukup sekadar perbualan di atas.

Jadi apa point utama yang ingin penulis nyatakan di sini?

Penulis tahu korang semua bijak pandai. Malah mungkin pentafsir yang hebat dari penulis. Maka, korang cari sendiri la eh point yang penulis ingin sampaikan. Perbualan di atas da cukup tersurat kot untuk di fahami. Da faham nanti boleh share :)

p/s: hakikatnya idea point utama tetiba hilang disebabkan banyak gangguan sekeliling. bila nak menulis semula, otak blank. :D. insya Allah da sampai idea tu kembali ke otak, penulis akan share ^_____^

Wednesday, May 9, 2012

Pekerjaan yang ideal?


Iwa: Ra, ni ada lowongan ( tawaran ) kerja buat kamu.
Ara: Eh? Emang aku pernah ngasi taw kamu yang aku maw cari kerja?

Iwa: Ya gak pernah Ra. Cuman siapa taw kamu berminat sama pekerjaannya. Kamu kan suka nulis - nulis gitu di blog.
Ara: Emang kerjanya apa sih?

Iwa: Salah satu majalah elektronik lagi mencari penulis untuk majalah mereka Ra. Dalam bahasa Inggris tapi.
Ara: Owh, syaratnya apa aja?

Iwa: Cukup hanya dengan kamu mengikuti audisi karangan bahasa Inggris. Kalo tulisan mu bagus, ya di terima deh!
Ara: Walah, tawarannya menarik tapi maaf ya Wa, aku gak berapa berminat. Soalnya blog bahasa Inggris ku aja jarang tak ( saya ) update Wa. Takut nanti aku gak bisa maksimal kerjanya.

Iwa: Kenapa gak di coba dulu Ra? Kamu kan banyak taw tentang barang elektronik kayak HP sama Laptop.
Ara: Heh, sejak kapan sih? Aku tu cuman taw barang Sony Ericsson aja. Lain dari itu, bukan gue kali :P

Iwa: Ya udah deh kalo gitu aku sendiri aja.
Ara: Eh, kamu ikut audisinya?

Iwa: Iya Ra. Selain dari nyari uang, aku bisa latihan terus nulis dalam bahasa Inggrisnya.
Ara: Owh. Kalo gitu, biar tak ( saya ) bantu kamu ya?

Iwa: Beneran ta Ra?
Ara: Iya Wa. 

Iwa: Makasih ya Ra.
Ara: ^_______^

__________________________________________________________________

Dah lama tak update blog, alih - alih update tentang perbualan dengan teman sekelas. Dalam bahasa Indonesia pulak tu kan? Hehe. Motif?

Kalau di lihat secara kasar, memang tak nampak pun pengajaran di atas untuk di kait dengan dunia Dakwah dan Tarbiyah. Namun setelah penulis duduk muhasabah diri memikirkan perkara di atas, penulis mendapat sesuatu pengajaran yang berharga buat diri. Benar kata orang ramai, sesuatu kejadian itu bukanlah kebetulan tapi ianya memang telah di susun atur oleh Allah untuk kita mencari hikmah di sebalik.

Haish, tak mula - mula lagi pengajarannya. ^____^

Masih terngiang - ngiang dialog yang penulis ucapkan sendiri yang membuat penulis duduk berfikir panjang.

Ara: Walah, tawarannya menarik tapi maaf ya Wa, aku gak berapa berminat. Soalnya blog bahasa Inggris ku aja jarang tak ( saya ) update Wa. Takut nanti aku gak bisa maksimal kerjanya.

Kata - kata yang penulis highlite kan itulah yang membuat pintu hati kecil penulis diketuk berkali - kali hingga terasa sakitnya.

Kenapa? Kerana ianya tak jauh dengan situasi seorang Murabbi menawarkan Muttarabbi nya untuk menDF mad'u yang telah sedia ada. Namun kerana sering lalai dalam memperbaiki diri, si Mutarabbi menolak dengan alasan diri belum begitu sempurna. Bimbang diri termasuk dalam ciri - ciri orang yang telah dinyatakan dalam QS As - Saff: 2 - 3.

Bila di beri mad'u untuk di dekati, kita sering menolak dengan alasan diri belum cukup sempurna atau belum bersedia. Seperti situasi di atas, penulis menolak untuk bekerja secara penuh di sebuah majalah hanya kerana blog penulis sendiri jarang di update. Bimbang tak mampu melaksanakan kerja tersebut dengan baik kerana sedia maklum dengan diri yang malas mengupdate blog. Blog sendiri malas nak update, apatah lagi majalah yang akan di sebarkan kepada orang lain.

Namun jika di fikirkan semula, jika penulis mulai rutin untuk menulis dalam sebuah majalah, mahu tidak mahu pasti penulis akan menjadi 'terlebih rajin' untuk menulis. Secara tak langsung, idea yang mencurah - curah boleh penulis lontarkan di dalam blog sendiri. Kan? Paling tidak, penulis akan gunakan medium blog untuk memperbaiki tulisan penulis sebelum menulis di dalam sebuah majalah.

Berbalik kepada situasi DnT, pernahkah kita terfikir dengan adanya mad'u, kita pasti akan mulai berdisiplin untuk mentarbiyah diri sendiri dengan lebih kerap lagi?

Bayangkan kita dengan semangat mengajak mad'u kita untuk berinfaq, bangun malam solat tahajud, solat rawatib setiap waktu dan sebagainya. Pasti dalam masa yang sama, kita akan merasa malu jika tidak melakukan apa yang telah di sarankan kepada mad'u. Jadi kita pasti akan melakukannya supaya kita mempunyai kekuatan yang lebih untuk mengajak orang lain.

Secara tak langsung, mad'u kita adalah medium untuk kita mendidik diri kita ke arah yang lebih baik meskipun pada awalnya kita hanya memaksa diri. Lama - lama i.Allah keikhlasan itu akan datang sendiri.

Dakwah dan Tarbiyah itu berjalan seiring. Bukannya kita hanya sibuk mentarbiyah diri sendiri dan dalam masa yang sama, enggan turun ke medan dakwah. Dan bukan juga kita sibuk berdakwah pom pang pom pang tapi lupa untuk mentarbiyah diri sendiri. Seperti yang penulis katakan di awal perenggan, DnT berjalan seiring. 

Pesan penulis kepada pembaca, jangan pernah takut untuk terjun ke medan dakwah hanya kerana diri belum begitu sempurna. Jika kita menunggu untuk menjadi sempurna, maka tiadalah pendakwah di muka bumi kerana manusia itu jelas tiada yang sempurna. Justeru dengan berdakwah, secara sendirinya kita akan mentarbiyah diri kita ke arah yang lebih baik.

So apalagi, jom berdakwah~~!!!! ^_____^

p/s: tulisan khusus untuk diri sendiri dan 'anak - anak' di Malang. Manakala umum untuk semua yang merasakan dirinya adalah khalifah di bumi Allah.


Friday, March 23, 2012

Berhemah Dalam Menyampaikan Al - Haq

Assalamualaikum.

Alhamdulillah, setelah berbulan tidak mengupdate blog, hari ini Allah telah menggerakkan seluruh anggota tubuh milik-NYA ini untuk berkongsi rasa dan cerita ^_____^

Kalau dilihat bulan yang telah di tinggalkan kosong tanpa isi cerita, pasti banyak cerita yang harus di nukilkan sebagai cerita ceria :D Namun bagi penulis, biarlah ianya menjadi cerita rahsia ^___^

Biasanya petang - petang macam nie, penulis gemar berjalan - jalan di laman sesawang untuk mencari berita menambah ilmu di dada ^___^. Allah izin, terlintas suatu cerita yang membuat diri penulis keciwa seketika.

" Wahai orang - orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? " ( QS As Saff; 61: 02 )

Satu peristiwa yang penulis hanya mampu mencegah dengan membenci dengan hati. Atau mungkin mencegah dengan tangan? Wallahualam! Moga diri ini tidak tergolong dari orang yang lemah imannya.

Keciwanya penulis bukan kerana maksiat yang dilakukan ( keciwa jugak sebenarnya tapi ada yang lebih keciwa dari ini ) akan tetapi keciwa kerana dulu seorang hamba Allah nie adalah seorang yang mempunyai prinsip dengan mengatakan tidak atau HARAM kepada sesuatu hal kerana ianya memang di cegah oleh agama. Namun sekarang prinsipnya telah hancur berkecai hanya kerana kalah dengan godaan syaitannirrojim! Astagrfirullah! Moga Allah mencampak kan hidayah di dalam hati - hati kami untuk mecegahnya.

Pabila melihat situasi yang menimpa beliau, timbul rasa takut untuk berkata - kata untuk mengajak kepada kebaikan kerana bimbang ia akan di uji sekaligus kita kalah dengan ujian tersebut. Nauzubillah! 

Namun pabila memikirkan tanggungjawab kita untuk menyampaikan Al - Haq, diri ini terasa di panggil untuk menyampaikan kebenaran meskipun ianya pahit.

Akhirnya diri ini muhasabah diri kembali. Mungkin tindakan seseorang tersebut terdapat kekurangan yang kami terlepas pandang sehingga ianya jatuh tersungkur dengan bisikan jahat syaitannirrojim!

Seharusnya dalam ingin menyampaikan Al - Haq, pertama sekali kita hendaklah ikhlas kerana Allah. Kerana jika kita melakukan dengan niat selain Allah, maka takut timbul perasaan riak dan sombong diri. Akhirnya Allah menguji kita dengan perkara yang sama untuk melihat sejauh mana kita mampu berkata - kata dan ternyata kita gagal! 

Kedua, pastikan kita menegur dengan cara berhemah. Bukan kan dakwah itu  adalah dengan kasih sayang? Maka tegurlah dengan rasa cinta kita kepada mereka. Tegur dengan niat, kita tak nak teman kita melakukan maksiat yang di larang dalam agama.


Ketiga, berdoalah. Doa itukan senjata orang mukmin. Mohon pertolongan dari Allah agar membuka pintu hati orang yang kita sayangi supaya di beri hidayah oleh-NYA. Jangan kita hanya mampu menegur dengan kata - kata yang kasar. Sungguh itu bukan sunnah Nabi S.A.W.

Jadi inginlah penulis menyeru agar kita semua laksanakan al- Haq dengan sebaiknya. Berhemah dalam berkata - kata tanpa perlu ada mengguris hati sesiapa pun. Bimbang jika kita tidak melakukannya dengan cara yang baik, maka Allah menguji kita dan kita kalah dengan ujian-NYA. 

Doakan penulis kuat untuk mengajak seseorang tersebut untuk kembali ke pangkal jalan. Sekarang penulis hanya mampu melihat dan membenci dengan hati. Jika seseorang tersebut mengajak orang lain melakukan perkara yang pernah beliau 'benci', penulis hanya mampu mencegah dengan 'menghasut' mangsa tersebut dengan mengikuti aktiviti penulis. Moga Allah redha dengan usaha yang sekecil cuma ini. Wallahualam.

~mengharapkan doa kalian~